Kisah ku

12 maret 2012 adalah yang jelas bukan hari doomsday :D, hari pertama aku memasuki semester 4, wah… gak terasa ya… sesuatu bangetz… 😀 mempelajari ilmu baru, kisah baru, pengalaman baru, dosen baru (walaupun dosennya sering liat, hehe..). Di hari ke empat perkuliahan, kamis 15 Maret 2012 jam 10.20 WIB aku dan kawan-kawanku duduk dan bercerita aktivitas seharian sambil menunggu datangnya dosen dengan sang matakuliahnya AMT. Aku pastinya masih penasaran pelajaran macam apa AMT itu dan juga penasaran siapa dosen yang akan masuk dari pintu yang kami tunggu-tunggu itu tentunya.Akhirnya dosennya pun masuk… wah… dosen baruuuuuu…….. (walaupun sering liat dan merupakan dosen tetap dikampus kami. haha..) dan setelah dijelaskan oleh Pak Fauzi (nama dosen yang mengajarkan AMT) ternyata AMT itu Achievement Motivation Training, semacam dan serupa Personality Development yang kami pelajari di semester pertama,, ya…. Mungkin ada beberapa perbedaan 😀 tapi intinya AMT itu adalah ilmu yang memotivasi kita agar sukses… kalau gak salah :mrgreen: .Sebelum jam kuliah selesai Pak Fauzi memberi kami tugas yang harus diselesaikan dalam waktu kurang lebih 1 bulan lah… dengan bertemakan atau lebih khususnya lagi “WHO AM I” wessss….. kedengerannya sih enak tapi untuk dikerjakan sepertinya…. Susah-susah gampang walaupun yang akan kita ceritakan adalah kisah kita sendiri, tapi tak apalah waktunya lumanyan lamaaa….. 🙂 ketika pak Fauzi memberi judul “WHO AM I” itu dan juga menjelaskannya wah… sangat banyak hal-hal indah, lucu, senang, sedih, susah, bahagia, terharu,  entah apa-apa yang terekam di pikiran saat itu yang membuat aku tersenyum seketika, kayak gini senyumnya 🙂 😀 haha… Baiklah… karena tugas telah diberikan dan sudah ditetapkan maka waktunya mengerjakannya…… “WHO AM I”.


17 Mei 1992 Aku lahir disebuah desa yang bisa dibilang sangat terpencil dan jauh dari kota “Krueng neuang” adalah nama desa tempat aku lahir. Aku memiliki seorang adik perempuan umur adikku cuma selang 1 tahun dengan ku, dia tak pernah akur dengan ku dan begitu juga dengan aku yang tak mau akur dengan dia :mrgreen:, kami tiap hari bertengkar, tiap hari menangis selalu ada saja yang kami ributkan yang membuat ibu jadi marah… Saat aku berumur 5 tahun.. kebetulan rumah kami dekat dengan Sekolah Dasar jadi keseharian kami (aku, adik dan Ibu) jualan dikantin sekolah ketika itu aku sudah mulai membantu ibu jualan dan memiliki beberapa teman yang memakai baju seragam Putih-Merah. Terkadang terlintas dalam pikiranku saat itu kenapa aku tidak memakai baju seperti mereka, memakai sepatu, dan memiliki tas rasanya sangat ingin bertanya pada ibu kenapa aku tidak sama seperti mereka tapi gak berani bertanya 😦 :(. Dan saat itu juga aku sadar sepertinya aku belum melihat ayah… gak berani tanya juga. 😦 😦

Pada suatu hari kami pindah ke desa lain diperjalanan aku bertanya kepada ibu “Ibu mau kemana kita”, “kita akan ketempat Ayah dan kamu akan sekolah seperti kawan-kawan kamu”. Ketika mendengar jawaban Ibu aku merasa senang karena kami akan berjumpa dengan Ayah dan aku akan sekolah memakai baju seragam, memakai sepatu dan memiliki tas. hehe… 😀

Pada saat tiba ditujuan Ayah langsung memeluk kami dan memperkenalkan dirinya pada aku dan adikku, momen itu selalu ku ingat dan slalu membuat ku tersenyum ketika aku mengingatnya 🙂 . Ketika itu ayah menjelaskan banyak hal kepada ku salah satunya tentang sekolah. Aku juga sudah memiliki beberapa teman yang dekat dengan rumah ayah, mereka juga seumuran denganku dan ada juga yang lebih besar dari ku (lebih tua dariku maksudnya 😀 . Beberapa hari kemudian Ayah berkata kalau aku harus pergi sekolah besok harinya, wah…. Hati ini rasanya (hmm… macam mana ya,, susah diungkapkan dengan kata-kata 😀 ) hahaha….. Karena besok harus ke sekolah ayah dan ibu mempersiapkan segala sesuatu buat bekal ku besok. Dan akhirnya… aku siap sekolah besok……

Kebiasaan didaerah tempat tinggal aku sekarang walaupun hari pertama sekolah ibu atau ayah tidak mengantarku sampai ke gerbang sekolah tapi aku pergi bersama kawan-kawan, kawan-kawanku saat itu ada yang sudah kelas 4, ada yang kelas 5 dan ada pula yang baru sekolah seperti aku. Sekolah kami jauh dari rumah kira-kira 2 KM karena aku belum memiliki sepeda jadi ya numpang sama kawan dan ibu juga sudah meminta tolong pada kawanku supaya mengantarkanku ke kelas dan memilih bangku untukku, baik kali sikawan ne… terimakasih kawan. hehe..

Aduh… ternyata kami telat dan aku mendapatkan bangku paling belakang tapi tak apalah… yang penting bisa sekolah… asik.. bel pun berbunyi… Oopss.. salah…. Disekolah kami gak ada bel.. tapi lonceng.. hehe… :mrgreen: mahlumlah daerah desa rata-rata begitu. Lonceng tiga kali pun berbunyi bu guru masuk dan belajarpun dimulai, bu guru memperkenalkan diri, memilih ketua kelas (yang jelas bukan aku) hahaha….. 😀 mengajari kami berhitung, membaca dan bernyanyi. Ketika Bu guru menulis dipapan tulis Bu guru menyuruh kami untuk mengeluarkan buku dan pensil untuk mencatat apa yang disuruh oleh Bu guru ketika aku membuka tas, waduhhh……. mampus……. gawat…… ancor.. ancor…

Rupanya ketika aku membuka tas ternyata tas nya kosong….. buku gak ada pensil entah kemana, hadeh….. mampus lah….. ancor… ancor… karena Bu guru tidak memeriksa ya sudah… aku hanya mendengar dan memperhatikan saja apa yang diterangkan oleh Bu Rahimah (nama Guruku yang pertama). Ada manfaat juga duduk dibelakang. hahaha…….. 😀

Setiba dirumah aku langsung bertanya pada ibu kenapa aku tidak memiliki buku dan pensil, ibu bilang “tanyakan saja pada ayahmu” dan ketika aku bertanya pada ayah, ayah bilang “ya.. nantik ayah beli”. Tapi sudah dua hari ayah belum juga membeli aku buku, sehingga Bu Rahimah memarahiku sampai-sampai aku mengadu pada ibu dan tak mau berhenti menangis sebelum ayah membeli buku. Akhirnya ayah memberi aku satu buku yang disimpan dalam lemarinya. Sebelum ayah memberi aku buku ayah berkata “kalau ayah kasih buku apa kamu bisa menulis” dan aku menjawab “bisa… apa pula gak bisa” (gaya anak kecil ngomong agak angkuh sikit… hehe.. ) akupun menulis angka 1-10 dan beberapa huruf sambil menangis dan menampakkannya pada ayahku saat itu aku sangat kesal pada ayah. Saat itu juga ayah merangkulku dan berkata “ayah sengaja tidak memberi kamu buku dulu, supaya kamu pandai” (makna kata2 ayah yg satu ini baru ku pahami ketika aku kelas 1 MTsN) Karena saat itu masih kecil mana mengerti apa maksud dari penjelasan ayah akupun masi tetap kesal dengan ayah. Tapi kemudian ayah mengajariku menulis beberapa kata-kata yang membuat rasa kesalku hilang.

Setelah berhasil menulis dan berhasil mengeja beberapa kata-kata lalu ayah menuliskan sebuah nama yaitu

I-R-W-A-N-S-Y-A-H dan pada saat itulah aku sadar aku bisa menulis dan mengeja namaku sendiri IRWANSYAH adalah namaku. Dan pada saat itu juga aku bisa menulis dan mengeja nama ayahku, nama ibuku, nama adik perempuanku dan Sekolah Dasar Negeri Babah Krueng adalah Sekolahku yang pertama. Asik deh pokoknya……… 😀

Keesokan harinya aku sudah memiliki buku dan menulis apa yang disuruh oleh Bu Rahimah, dan aku selalu yang tercepat dikelas ketika Bu Rahimah memberi latihan. Dan ketika Raport dibagi aku mendapatkan rangking 1. Ketika naik ke kelas dua aku juga memperoleh peringkat pertama dikelas dan aku juga terpilih sebagai ketua kelas (padahal aku paling kecil diantara kawan-kawanku yang cowok ). hahaha………. :mrgreen:

Peringkat kelas selalu aku pertahankan sampai kelas tiga dan masa-masa itu adalah masa-masa konflik antara GAM dan TNI. Di samping rumah ku ada gudang besar tempat penyimpanan padi penduduk daerah itu, karena gudangnya besar maka pihak TNI memilih gudang itu sebagai tempat tinggal mereka sampai masa konflik berakhir tentunya 😦 . Saat mereka menetap digudang itu kami sekeluarga selalu diteror supaya pindah dari lokasi itu. Tapi sudah hampir 1 bulan kami belum pindah, karena pihak TNI tidak mengizinkan kami untuk mengungsi apalagi pindah rumah. Saat-saat itu sangat banyak hal yang aku pelajari dari pasukan TNI yang tinggal didekat rumah kami itu.

Yang paling aku ingat adalah ketika aku membuat PR tentang cita-cita, seorang TNI membantu aku membuat PR itu, aku menulis dibuku kalau cita-citaku ingin jadi presiden, (haha… 😀 presiden wak..) tapi si oom (kami memanggil semua anggota TNI dengan sebutan oom) bilang itu terlalu tinggi nantik kalau tidak hati-hati kamu bisa mati (wah gawat, gk jadi lah jdi presiden) lalu aku pun bertanya pada si oom “jadi apa juga yang kita tulis”?? Si oom menjelaskan dengan bahasanya yang pada saat itu kurang saya pahami 😀 . Tapi entah kenapa saya sangat tertarik ketika dia bilang jadilah seorang PENGUSAHA yang bisa cari uang sendiri lebih banyak dari Presiden dan bisa juga memberi untuk orang lain. Dan sampai sekarang jika ada orang bertanya tentang cita-cita saya ya itu tadi… seorang PENGUSAHA yang bisa memperoleh uang lebih banyak dari Presiden dan bisa juga memberi untuk orang lain, walaupun saat itu belum tergambar seperti apa sih PENGUSAHA itu….. hehe….. 🙂

Karena teror semakin banyak dan berbahaya akhirnya pihak TNI memberi kami izin untuk mengungsi, nah… pada kesempatan itu ayah mengajak kami untuk pindah ke Meulaboh secara diam-diam. Pada saat itu aku masih duduk dikelas 3 SD rasanya aku sangat berat meninggalkan sekolah dan kawan-kawan. Tapi apaboleh buat keadaan membuat kami sekeluarga harus pindah sebab untuk tinggal di daerah itu kami selalu mendapatkan teror.

Dan akhirnya kami pindah ke Meulaboh yang merupakan kota atau lebih khususnya ibukota dari Aceh Barat, pada saat itu aku baru naik ke kelas 4 SD. Sekolah baru… kawan baru… Guru baru… suasana baru… semuanya baru… seragam yang gak baru… hehe…. 😀 Di sekolah baru ini aku sangat tertekan karena suasananya sangat jauh berbeda dari sekolahku yang didesa. Hari pertama sekolah saja aku sudah ditertawakan oleh kawan-kawan sekolah karena daerah asalku adalah daerah yang bisa dibilang kampungan. Bahkan Kepala sekolahpun ragu menerima aku disekolahnya walaupun ibu sudah menjelaskannya. Namun kepala sekolah memberi aku kesempatan untuk bersekolah tetapi… ada tetapinya… jika aku tidak bisa beradaptasi dengan suasana baru yang jauh berbeda dibandingkan sekolahku didesa maka aku bisa jadi akan dikeluarkan.

Tentunya aku tidak mau mengecewakan ibuku yang sudah bersusah payah memohon supaya aku bisa bersekolah di sekolah itu. Tapi apaboleh buat pada saat pembagian raport pertama nilaiku sangat jelek bahkan nilai merah aku dapatkan untuk pelajaran IPA. Aku masih merasa malu dan belum mampu untuk beradaptasi dengan suasana baru, tapi aku tidak menyerah aku terus berusaha dan berusaha… aku tidak mau mengecewakan ibuku tentunya, dan pada saat pembagian raport caw-2 (saat itu masih memakai yang namanya caw-1, caw-2, dan caw-3) aku tidak menyangka dan aku tak menduga, sangat jauh dari pikiranku kalau aku memproleh peringkat pertama dikelas…… betapa senangnya Ibu… sampai dia mengeluarkan air mata dan menceritakan kepada tetangga-tetangga kalau aku memperoleh peringkat pertama. Wah…….. senangnya ketika itu… (susah diungkapkan lewat kata-kata) hehehe….. haha…….

Dan peringkat pertama dikelas masih aku pertahankan sampai caw-3 dan sampai aku naik ke kelas 5 dan seperti biasa… saya memperoleh peringkat pertama dikelas sekaligus terpilih sebagai ketua kelas. Sampai kelas 6 aku masih tetap sebagai juara kelas. Tak lama kemudian akhirnya aku lulus dari SD Negeri 10 Meulaboh Aceh Barat itulah SD dimana aku mendapatkan Ijazah pertama dalam hidupku… . Ijazah pertamaaaaa……..  😀

Itulah lebih kurang kisah masa kecil ku 😀 yang membuat aku terus berusaha dan berusaha untuk mendapatkan dan mencari tau seperti apa sebenarnya si PENGUSAHA itu. Dan tak terasa, tak terduga dan tak terfikirkan sekarang aku berada di BANDA ACEH yang merupakan ibukota dari Provinsi Aceh, aku yakin semua anak-anak di Aceh pasti ingin ke Banda Aceh melihat Megahnya Mesjid Baiturrahman, melihat indahnya kota Banda Aceh dan tentunya ingin memperoleh pendidikan di ibukota Aceh ini. Sungguh tak terbayangkan olehku bisa berada di sini… di ibukota Aceh ini untuk meraih mimpiku yaitu mimpi menjadi seorang PENGUSAHA.

Akhirnya aku diterima disalah satu kampus yang merupakan kampus yang memiliki cabang terbanyak di Indonesia, dan aku yakin di kampus ini aku bisa mewujudkan mimpiku menjadi seorang PENGUSAHA. Walaupun biaya kuliahnya bisa dikatakan mahal lah.. 🙂 tapi aku akan berusaha dan aku yakin pasti bisa dan aku sudah mantap dengan pilihanku bahwa kampus ini akan memberi jalan kepadaku untuk meraih mimpiku menjadi seorang PENGUSAHA. Dan sampai hari ini Alhamdulillah aku masih berada dikampus ini masih bertahan dan akan terus berusaha meraih mimpi-mimpiku sampai suatu hari nanti aku bisa mendapatkan gelar PENGUSAHA itu.

Bersambung………………………. hehe….. 😀

29 responses to “Kisah ku

Tinggalkan Balasan ke tiara Batalkan balasan